Home » » KH. Suherman Mukhtar, SHI.,MA (Pengasuh Pondok Pesantren Terbuka Gratis Al Isyraq)

KH. Suherman Mukhtar, SHI.,MA (Pengasuh Pondok Pesantren Terbuka Gratis Al Isyraq)


alisyraqnews | KH. Suherman Mukhtar, SHI.,MA, sebagian orang juga sering memanggilnya Ust Eman, lahir pada tanggal 21 Maret 1978. Beliau adalah anak kedua dari pasangan buah cinta pasangan H. Muchtar dan Hj Sun’ah. Terlahir di kalangan keluarga sangat sederhana asli suku Betawi Jakarta.

Sejak usia muda Beliau sangat rajin dalam menuntut agama. Dalam usia masa perkembangan tersebut, Beliau rela meninggalkan masa remajanya hanya untuk menuntut imu. Berbeda dengan kebanyakan remaja lainnya. Tak kenal lelah dalam menuntut ilmu. Itu sudah menjadi prinsip hidupnya. Tak heran bila setiap hari kegiatan rutinnya adalah terus menuntut ilmu dari berbagai jenis disiplin ilmu agama.

Sejak masih menjadi siswa di Sekolah Dasar, berangkat sebelum waktu sholat shubuh kemudian langsung melanjutkan sekolah dan pulang sekolahpun langsung kembali menuntut ilmu agama sampai malam.

Berpuasa sebulan penuh sudah dilakukan sejak kelas IV Sekolah Dasar. Bahkan sejak duduk di kelas VI Beliau telah melaksanakan puasa sunnah hari Senin dan Kamis. Usia belia tapi sudah melakukan ibadah puasa wajib di Bulan Ramadhan serta puasa sunnah hari Senin dan Kamis merupakan suatu hal di luar kebiasaan anak-anak seusia Beliau pada saat itu.

Hingga saat ini kebiasaan berpuasa tersebut terus dilakukan bahkan ditambah puasa-puasa lainnya, seperti puasa Nabi Daud, puasa tiga hari disetiap bulan Hijriyah serta puasa-puasa sunnah lainnya.

PENDIDIKAN FORMAL ( UMUM )

Lulus dari dari SD Negeri Kebon Jeruk 12 pagi, lalu melanjutkan ke SMP Meruya Ilir 1 kemudian melanjutkan ke sekolah Aliyah Al Islami Annida ( Kosambi ) itulah pendidikan formal pertama yang diselesaikan. Kemauan yang keras untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi tapi terhalang oleh kendala biaya, memaksanya menangguhkan keinginan tersebut selam dua tahun lamanya.

Keinginan untuk sekolah ke Perguruan tinggi akhirnya terwujud. Beliau masuk ke Universtas Syarif Hidayatullah ( Sekarang Universitas Islam Negeri / UIN ) pada fakultas Syariah bidang studi Perbandingan Mazhab Fiqih (PMF) dan berhasil lulus pada tanggal 25 Oktober 2003, dengan gelar SHI ( Sarjana Hukum Islam ).

Tak hanya cukup sampai disitu, Beliau kembali melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi yaitu Pendidikan Program Pasca Sarjana ( S2) dan berhasil mendapatkan gelar M.A ( Magister Agama) pada tanggal 26 April 2008. Pada waktu yang bersamaan juga menjalani program Tarjamah dan Kajian Tafsir di Lembaga Bahasa Ilmu Al-Qur’an (BIQ) Jakarta, angkatan VI tahun 1999/2000 dan 2000/2001, serta mengikuti Program Ittihadul Mubalighin ( Pendidikan Mubaligh / Mubalighoh ) di Pesantren Darul Rahman, Kebayoran baru Jakarta Selatan.

PENDIDIKAN NON FORMAL ( UMUM )

Telah kami ceritakan di atas bahwa sejak Sekolah Dasar, Beliau telah mampu melaksanakan berbagai ibadah-ibadah sunnah. Pada saat yang bersamaan, Beliau juga ikut menjadi jamaah Ta’lim ( ikut mengaji ) ke banyak Ulama, Kyai serta Habaib. Di bawah ini akan kami sebutkan nama-nama Guru-Guru serta tempat Beliau menimba ilmu. Diurut berdasarkan waktu sejak masih Sekolah Dasar hingga selesai kuliah Program Pasca Sarjana.

01. Ust. H. Mursyahid ( Kebon Jeruk )
02. Ust. H. Muhammad Yusuf ( Kebon Jeruk )
03. KH. Muhammad Makmun ( Rawa Buaya Cengkareng )
04. KH. Muhammad Sholeh ( Rawa Buaya Cengkareng )
05. KH. Muhammad Zaini ( Rawa Buaya Cengkareng )
06. KH. Muhammad Mahfudz Makmun ( Rawa Buaya Cengkareng )
07. KH. Muhammad Syafi’i Hadzami ( Gandaria Kebayoran Lama )
08. Ust. H. Abdurrahman ( Basmol )
09. KH. Sofyan Hadi ( Rawa Buaya Cengkareng )
10. KH. Ahmad Syarifuddin. MA ( Basmol )
11. KH. Alawi Zein ( Basmol )
12. KH. Muhajirin ( Bekasi )
13. KH. Ahmad Mursyidi ( Klender )
14. KH. Bunyamin ( Kelapa Dua )
15. KH. Jamhari ( Rawa Buaya Cengkareng )
16. KH. Maulana Kamal Yusuf ( Salemba )
17. Al Habib. DR. Ahmad Al Kaff
18. Al Habib. Rizieq. MA

Beliau juga seorang pengamal Tariqat Tasawwuf Qadiriyyah Naksyabandiyyah, mengambil silsilah dari Syeikh Ahmad Shahibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom), Tasikmalaya Jawa Barat. Pada tahun 1997 setelah saat Beliau baru lulus Madrasah Aliyah, sampai sekarang. Dan sekarang dipesantren dan majlis ta'limnya dzikir tasawwuf selalu diamalkan.

Beliau juga menerima ijazah langsung secara pribadi dari Syeikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil, dari Turki (Cicit Syeikh Abdul Qadir Jailani), kitab Tafsir Jailani dan kitab Ash-Shalawat wal Aurad Karya Syeikh Abdul Qadir Jailani, serta mendapat peluk dan doa keberkahan langsung darinya. Kemudian pernah menerima ijazah langsung secara pribadi Maulid Dhiyaulami dari Habib Munzir al-Musawa dan pernah langsung menerima ijazah Ratib al-Haddad secara berjamaah dari Al-Habib Alaidrus

Adalah suatu keistimewaan pada saat Beliau mendapat ijazah Dalailul Khairat dari gurunya KH Mahfuzh dan KH Mahfuzh mendapat Ijazah dari gurunya yaitu Syeikh Isma'il Zain al-Yamani.

Sejak menjadi guru ngaji ( Majelis Ta’lim ) saat masih menjadi siswa sekolah di Aliyah hingga tahun 2009, Beliau menjadi Guru di 23 Majelis Ta’lim yang tersebar di wilayah Jakarta Barat dan sekitarnya, bahkan sampai ke daerah Ciledug hingga Bogor.

Maka pada tahun 2009, untuk mempermudah komunikasi antara majelis-majelis yang pimpinnya, maka dibentuklah satu wadah pengajian yang akan dipusatkan di satu tempat tanpa meninggalkan kegiatan-kegiatan ta’lim yang sudah berjalan yaitu suatu Majelis yang di beri nama Majelis Ta’lim Al Isyraq.

Dengan program Ibda’ binafsika ( mulai dari diri sendiri ), majelis ini mampu menggalang dana dari para jamaahnya sendiri. Dana ini ditampung dalam suatu lembaga bernama lembaga Baitul Masakin. Lembaga ini dikelola oleh para jamaah Majelis Ta’lim yang dananya dialokasikan / disedekahkan dalam bentuk Bea Siswa kepada Fakir miskin yang masih bersemangat dalam melanjutkan studinya namun terkendala oleh biaya pendidikan. Adapun Perolehan dananya adalah bersumber dari jama’ah Majelis Ta’lim al-Isyraq dan orang-orang yang ikut peduli dengan kegiatan pendidikan Agama. Beliau memakai semboyan hadits Rasulullah SAW “ khairul a’mal adwamuha wa in qalla “ ( sebaik-baik amal adalah yang senantiasa sekalipun hanya sedikit ).

Dalam perkembangannya, pada tahun pertengahan 2010 tercetuslah ide pembangunan sebuah Pesantren. Sebuah Pesantren yang format pendidikannya adalah kombinasi antara sistem Pondok Pesantren dan perguruan tinggi, antara dzikir dan fikir, antara penghayatan pengamalan dan penalaran intelektual. Format pendidikan Pesantren ini juga di GRATIS kan dalam hal biaya. Berawal dari perjalanan pendidikan Beliau, bahwa pada saat itu Beliau sangat ingin belajar ilmu agama di Pesantren tetapi terhalang oleh kendala biaya.

Setelah melalui berbagai proses, terbentuklah sebuah Pesantren yang bernama Pesantren Terbuka Gratis Al Isyraq. Pesantren yang dibangun di atas tanah dari beberapa ahli wakaf ini diresmikan pendiriannya pada tahun 2011 ( baca juga Profil Pesantren Terbuka Gratis Al Isyraq ). Dengan metode As Ilatiy ( cara cepat membaca kitab kuning ). Salah satu visi utama pesantren ini adalah mewujudkan santri yang dapat menulis dan membaca kitab kuning, cerdas, berakhlak dan bertanggung jawab, serta mewujudkan masyarakat muslim yang berakhlak mulia sejahtera lahir dan bathin dalam ikatan Ukuwah Islamiyyah, sehingga dapat menjadi Rahmatan Lil Alamin.

Beliau yang saat ini menjadi Pengasuh Pesantren sekaligus pengajar, juga berprofesi sebagai Dosen di Institut Tekhnologi Al Kamal, Kedoya, Jakarta Barat.

Semoga Allah SWT selalu menjaga Beliau, agar selalu FOKUS dan terus SEMANGAT dalam mendidik dan membentuk generasi-generasi muda Islam yg mampu membaca kitab kuning, cerdas berdakwah serta berakhlaqul karimah...Aaamiiin

Ditulis oleh : Fahmi Ibnu Mustofa


Link Terkait  :

- Profil Pesantren Terbuka Gratis Al Isyraq




Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Facebook Twitter 

Translate

Popular Posts

FansPage

Blog Archive